PPA-PKH Trenggalek 2016 : Perkenalan Antara Pendamping Dengan Anak

Momen ta'aruf di Aula Ponpes. Darul Muttaqin Karangan

Info Trenggalek - Selasa, 03 Mei 2016, rombongan kendaraan peserta PPA-PKH Trenggalek berdatangan dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Peserta yang berdatangan ini merupakan anak-anak hasil seleksi pendamping yang setelah berminggu-minggu sebelumnya dilakukan home visit ke rumah anak untuk mensosialisasikan program PPA-PKH serta melihat langsung bagaimana kondisi anak dan keluarga. Sesampainya di shelter yang bertempat di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Jatiprahu Kecamatan Karangan asuhan Gus Ali, anak-anak segera dikondisikan oleh para pendamping untuk menempati kamar-kamar yang telah disediakan.

Anak-anak yang terjaring di dalam program PPA-PKH Trenggalek ini tentu memiliki background yang berbeda antara satu dengan yang lain, mereka membutuhkan bimbingan untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungannya yang baru. Oleh karenanya pendamping membuat sebuah forum perkenalan untuk mengawali sebuah bangunan ikatan emosional yang kuat antara pendamping dengan anak. Bisa dikatakan pendamping ini seperti orang tua mereka selama masa karantina dalam shelter.

Peserta PPA-PKH Trenggalek 2016

Forum perkenalan oleh teman-teman pendamping ditempatkan di Aula lantai 2 Ponpes. Darul Muttaqin. Sebelumnya, seluruh peserta dikondisikan oleh pendamping untuk berkumpul di Aula. Seperti biasanya, agar suasana lebih santai, para pendamping memberikan permainan-permainan ice breaking kepada peserta. Disamping itu, lagu-lagu penyemangat juga tidak lupa diajarkan oleh pendamping kepada peserta. Ini dilakukan sebagai tindakan antisipatif kondisi forum yang loyo, ketika hal itu terjadi, pendamping dapat mengajak peserta menyanyi bersama-sama untuk menghidupkan kembali suasana di dalam forum.

Kemudian para pendamping memperkenal diri satu persatu kepada peserta sembari memperjelas kembali latar belakang program PPA-PKH Trenggalek yang sedang mereka ikuti, tujuan, serta hak dan kewajiban mereka selama mengikuti 25 hari masa karantina. Tentu dengan bangunan ikatan emosional yang terjalin akan membuat peserta semakin nyaman dalam mengikuti setiap kegiatan di dalam shelter. (MNi)