PPA-PKH Trenggalek 2016 : Kunjungan Tim Monitoring Pusat di Shelter Kabupaten Trenggalek
![]() |
Jamuan makan saat kunjungan bersama Bu Sonya (Tim Monintoring PPA-PKH 2016) di Ponpes. Darul Muttaqin |
Ibu Sonya didampingi oleh Tim Teknis dari Disnakertransos Trenggalek tiba di lokasi shelter pada pukul 15.30 WIB. Bersama dengan seluruh pihak terkait termasuk pendamping berkumpul di sekretariat untuk membicarakan perkembangan serta problematika pelaksanaan pendampingan sampai minggu ke-2.
Setelah itu, Ibu Sonya yang berasal dari Bandung Jawa Barat ini, berkeinginan untuk bertemu dengan anak-anak peserta PPA-PKH Trenggalek 2016. Maka kemudian para pendamping mengkondisikan anak-anak untuk berkumpul di Aula, hal ini dilakukan agar interaksi dengan anak-anak nantinya tidak terlalu mengalami hambatan, sebab pada saat yang sama kunjungan ini berketepatan dengan kegiatan Akhirussanah Pondok yang merupakan lokasi karantina PPA-PKH Trenggalek.
![]() |
Bu Sonya berdialog dengan salah satu peserta dari 105 peserta PPA-PKH Trenggalek |
“Sebelum masuk sini, di rumah kerjanya apa?”
“tani bu”
“bertani milik orang tua atau ikut orang lain?”
“ikut orang lain, buruh”
“sehari kerja berapa jam, mulai jam berapa sampai jam berapa?”
“ndak tentu bu, kerjanya cuma pas tandur (tanam) dan panen (musim panen)”
“sehari itu dikasih berapa?”
“50 ribu”
“sehari 50, kalau 3 hari udah 150, lumayan ya, terus kalau udah dapat uang gitu untuk apa”?
“buat bantu-bantu ibu saya di rumah”
“senang ndak ikut program ini?”
“senang”
“setelah dari program ini mau nglanjutin kemana? Sekolah reguler, paket atau pelatihan?”
“belum tau bu”
“harus sekolah ya, kalau ndak mau sekolah reguler bisa paket, ijasah paket itu kan juga bisa untuk kuliah, setelah ini harus mau ya sekolah?”
“iya bu”. (salah satu penggalan percakapan Ibu Sonya dengan peserta).
![]() |
Monitoring di Shelter Ponpes. Darul Muttaqin Jatiprahu Karangan Trenggalek |
“anak-anak yang saya lihat tadi banyak yang usianya 17 tahun, jadi mereka itu perlu penanganan ekstra karena pola pikirnya sudah terbentuk, jadi susah, itu tantangannya buat para pendamping-pendampingnya”, ungkap beliau.
Beliau juga menyoroti banyaknya pekerja anak yang terekrut di dalam PPA-PKH Trenggalek yang tergolong ke dalam Pembantu Rumah Tangga Anak (PRTA).
“perlu diperhatikan juga, ternyata mereka bekerja sebagai PRTA, jadi mereka ini kan bekerja secara terselubung, tidak begitu kelihatan, termasuk yang bekerja di toko-toko, kita tidak akan tahu kalau kita tidak melihatnya secara langsung, jadi itu perlu penanganan ekstra juga", imbuhnya.
Beliau berharap, dengan adanya PPA-PKH di Trenggalek sesuai dengan tujuan program para pekerja anak di Trenggalek ini bisa berkurang. Tidak hanya berhenti pada anak saja, namun perlu juga ada kesinambungan antara kementerian terkait seperti Kemenaker, Kemendikbud dan Kemensos untuk memberdayakan orang tua anak. Sehingga orang tua dapat diberdayakan bisa menghasilkan uang sendiri tanpa harus merelakan anaknya bekerja. (MNi)
No comments for "PPA-PKH Trenggalek 2016 : Kunjungan Tim Monitoring Pusat di Shelter Kabupaten Trenggalek"
Post a Comment